Seminar Nasional Pendidikan Islam

Hari Rabu, 14/11/2018 di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan diselenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Islam. Acara tersebut dihadiri oleh 650 peserta, baik dari kalangan dosen, tamu undangan, dan mahasiswa. Dosen dan mahasiswa  juga sangat antusias mengikuti acara yang bertema “Menjawab Tantangan di Era Disruptif”. Sebagai keynote speaker yang pertama adalah Bapak Rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag. dalam pidatonya, Bapak Rektor menyampaikan bahwa IAIN Tulungagung sebagai lembaga Pendidikan Islam harus menyiapkan diri dalam membentuk profil-profil mahasiswa yang mampu bersaing di masa depan, seiring dengan perubahan-perubahan global kita dituntut untuk mampu menghadapinya.

Semnas Prof. M. Nuh 1

Selanjutnya materi disampaikan oleh narasumber utama, Prof. Dr. Mohammad Nuh, D.E.A. (eks- Menteri Pendidikan Nasional RI). Prof. M. Nuh menyampaikan bahwa kini telah terjadi pergeseran-pergeseran value yang mulai melemah. Seperti contoh hilangnya kesetiaan. Kesetiaan mutlak dibutuhkan baik secara pribadi maupun sebagai warga negara. Rusaknya suatu organisasi itu disebabkan oleh subjek-subjek yang tidak setia. Demikian pula hilangnya kesetiaan terhadap bangsa dan negara juga akan mengancam persatuan dan kesatuan negara. Selain itu, value terhadap apresiasi dan respect, menghormati dan menghargai jasa-jasa pemimpin dan pahlawan pendahulu bangsa ini itu juga harus dipertahankan. Karena zaman ini berubah, pemimpin kita dan kita harus bisa melihat jauh ke depan. Pemimpin kita mampu menyatukan” masa lalu, kini, dan masa depan. Mari dengan akal, pikiran dan hati kita berdayakan untuk masa depan. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan penting dalam hal menyiapkan peserta didik agar tetap mempertahankan value-value penting sebagai karakter bangsa ini.

Pendidikan nasional kita kini dihadapkan pada tantangan bagaimana dapat mempersiapkan generasi yang mampu bersaing di masa mendatang, lima tahun lagi dan seterusnya. Education is the passport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today (EL-Hajj Malik El-Shabazz: Malcom X). Banyak persaingan yang harus dihadapi. Di masa mendatang, ijazah sebagai bukti akademik juga harus dilengkapi dengan kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai. Masalah pengangguran dimungkinkan disebabkan oleh tidak terpenuhinya kompetensi sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, teori juga harus berimbang dengan aplikasi. Untuk mampu bertahan hidup di era disruptif ini, setiap orang dan institusi harus mengubah paradigma berpikir dan cara berkehidupan.

Jika diingat kembali teori evolusi yang pernah dikemukakan oleh Charles Darwin, yang menyatakan bahwa keberlangsungan hidup manusia sangat ditentukan dari kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sebagai dampaik dari proses pembelajaran yang dialaminya. Asumsi tersebut barangkali masih dapat digunakan di era disruptif ini.

IAIN Tulungagung sebagai institusi pendidikan Islam, sudah selayaknya menyiapkan diri untuk meninjau dan menyempurnakan kembali naskah akademik yang menjadi dasar penyusunan regulasi pendidikan. Termasuk pembaruan kurikulum, peningkatan kompetensi dosen, penerapan strategi pembelajaran, perluasan pemanfaatan daring dalam pembelajaran e-learning, dan sebagainya. Dan hal yang juga sangat penting adalah bagaimana tetap mempertahankan valuevalue positif dan menamkannya pada mahasiswa agar mereka siap berkompetisi dan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah. Nilai menghormati orang tua harus tetap dipertahankan. Nilai menghargai jasa para guru dan dosen, dan jasa para pahlawan, pendahulu kita, dan para pemimpin bangsa ini harus diutamakan.(adm.)